Sabtu, 28 Mei 2011

MENSTRUASI

1. Pengertian menstruasi dan siklusnya

Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, terkadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, terkadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteri dan mempunyai siklus udara yang lancer.
Siklus dan lamanya menstruasi dapat diketahui dengan membuat catatan pada kalender. Tandai setiap hari ke-1 siklus menstruasi yang terjadi setiap bulannya dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui pola siklus menstruasi pada diri Anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14 terjadi pelepasan telur dari ovarium (disebut ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba falopii dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin sehingga terjadilah kehamilan.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai siklus menstruasi. Siklus dapat berlangsung selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
Ada 4 fase endometrium dalam siklus haid:
1)      Fase menstruasi
Fase ini berlangsung 3-4 hari. Dalam fase ini endometrium dilepas dari dinding uterus disertai pendarahan. Hnya stratum basale yang masih tinggal utuh. Darah menstruasi ini mengandung darah vena dan arteri, sel-sel epitel, secret dari uterus dan kelenjer vulva.
2)    Fase regenerasi
Luka endometrium sebagian besar berangsur sembuhdan ditutupi oleh selapu lender yang baru. Tebal endometrium ± 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
3)    Fase poliferasi
Fase ini belangsung dari hari ke-5sampai hari ke-14. Pada fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini terbagi atas 3, diantaranya :
o       Proliferasi dini
Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Pada fase ini permukaan epitel tipis, kelenjer berbentuk lurus, pendek dan sempit.
o       Proliferasi madya
Berlangsung hari ke-8 sampai ke-10. Merupakan fase transisi. Epitel permukaan berbentuk torak dan tinggi, kelenjer berkeluk-kelukdan bervariasi.
o       Proliferasi akhir
Fase ini berlangsung hari ke-11 sampai ke-14. Permukaan kelenjer tumbuh tidak rata.
4)    Fase sekresi
Berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Tebal endometrium tetap, kelenjer berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium tertimbun glikogen dan zat kapur yang berguna untuk makanan bagi telur yang dibuahi. Fase ini terbagi atas 2 :
o       Fase sekresi dini
Pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya, dapat dibedakan atas 3 lapisan ; stratum basale, stratum spongiosum dan stratum kompaktum.


o       Fase sekresi dini
Tebal endometrium 5-6 m, terjadi peningkatan dari fase sekresi dini. Endometrium banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk-keluk dan kaya akan glikogen.
HORMON-HORMON YANG MENGATUR TERJADINYA SIKLUS MENSTRUASI
2. Mekanisme Haid
Pada setiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh hipofise yang menyebabkan pematangan folikel menjadi folikel de graff yang menghasilkan estrogen pada ovarium. Estrogen ini mempengaruhi endometrium untuk tumbuh dan berproliferasi.
Estrogen menekan produksi FSH, sehingga hipofise memproduksi LH. LH mempengaruhi folikel de graff menjadi lebih matang, mendekati ovarium dan terjadi ovulasi
Terbentuk korpus rubrum, berkembang menjadi korpus luteum (dipengaruhi LH dan LTH). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang mempengaruhi endometrium yang telah berproliferasi menjadi bersekresi. (fase sekresi).
Bila tidak ada pembuahan korpus luteum berdegenerasi, sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun.
Mengakibatkan arteri pada endometrium berdilatasi dan statis dengan hyperemia yang diikuti dengan spasme dan iskemia.
Degenerasi, pendaharan dan pelepasan endometrium yang nekrotik.

2.3 Gangguan pada menstruasi
Gangguan haid dan siklus, khususnya dalam masa reproduksidapat digolongkan dalam :
1.       Kelainan dalam banyak darah dan lamanya pendarahan pada haid
ü      Hipermenorea
Hipermenorea ialah pendarahn haid yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal ( lebih dari 8 hari ). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya, adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu , polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pda waktu haid, dsb. Pada gangguan pelepasan endometrium biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada waktu haid.
Terapi pada hipermenorea  pada mioma uteri niscaya tergantung dari penanganan mioma uteri , sedang diagnosis dan terapi polip endometrium serta gangguan pelepasan endometrium terdiri atas kerokan.
ü      Hipomenorea
Hipomenorea ialah pendarahan haid yang lebih pendek atau lebih kurang dari normal. Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita pada uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin, dll. Kecuali jika ditemikan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya hipomenorea tidak menganggu fertilisasi.
2.     Kelainan siklus
ü      Polimenorea
Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Pendarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Hal yan terakhir ini diberi nama polimenoragia atau epimenoragia
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dsb.
ü      Oligomenorea
Disini siklushaid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah mulai dinamakan amenorea. Pendarahan pada oligomenorea biasanya berkurang .
Oligomenorea dan amenorea sering kali mepunyai dasar yang sama, perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa.
ü      Amenorea
Amenorea ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Amenorea ada 2, diantaranya : Amenorea primer: Apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak pernah dapat haid. Amenorea sekunder: Penderita pernah mendapat haid, tapi kemudian tidak dapat lagi. Amenorea primer umumyamempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan congenital dan kelainan genetic. Adanya amenorea sekunder lebih menunjukan kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dll.
Klasifikasi dibawah ini mencakup sebab-sebab pada amenorea primer dan amenorea sekunder :
A.    Gangguan organik pusat
Sebab organic : tumor, radang, destruksi
Kelainan organik pada serubrum berupa radang (ensefalitis, dll), tumor-tumor, trauma, dsb dapat disertai amenorea, tetapi peranan gejala ini kecil. Penting untuk diagnosis ialah anamnesis dan gambaran klinik yang bersangkutan dengan kelainan-kelainan itu.
B.     Gangguan kejiwaan
a)     Syok emosional
Syok emosional karena trauma atau kejadian yang menyedihkan, misalnya masuk kamp konsentrasi pada Perang Dunia. Penggantian lingkungan dapat menyebabkan amenorea.
b)    Psikosis
Psikosi yang paling sering ditemukan bersama amenorea ialah penyakit yang disertai depresi. Diagnosis dan terapi harus ditangani oleh seorang ahli psikiatri.
c)     Anoreksia nervosa
Merupakan suatu sindrom yang paling dramatis diantara penyakit kejiwaan yang menyebabkan amenorea. Penyakit ini terutama dijumpai pada wanita muda yang menderita gangguan emosional yang cukup berat.
d)     Pseudosiesis
Pseudosies merupakan suatu keadaan dimana terdapat kumpulan tanda-tanda kehamilan pada seorang wanita yang tidak hamil. Gejala-gejla ini merupakan ilustrasi yang jelas tentang pengaruh jiwa pada seorang waniya, yang ingin sekali hamil, akan tetapi hal ini jauh lebih jarang . Gejala-gejalanya ialah amenorea, mual sampai muntah, mamma membesar, berat badan naik dan perut tampak besar malahan dirasakan gerakan janin pula.
C.     Gangguan poros hipotalamus-hipofisi
a)     Sindrom amenorea-galaktorea
Pada sindrom ini ditemukan amenorea dan dari mamma dapat dikeluarkan air seperti susu. Dasar sindrom ini ialah gangguan endokrin berupa gangguan produksi Releasing Factor dengan akibatnya menurun kadar FSH dan LH, serta gangguan produksi Prolacting Inhibiting Factor dengan akibat peningkatan pengeluaran prolaktin. Penderita biasanya juga agak gemuk dan selanjutnya ditemukan atrofi alat-alat genital.
Amenorea galaktorea dapat ditemukan sesudah kehamilan. Disini masa laktasi jauh lebih panjang dari biasa, keadaan ini dikenal dengan nama sindrom Chiari Frommel. Gejala-gejala yang sama dapat ditemukan pada wanita tanpa ada hubungan dengan kehamilan dapt dinamkan sindrom Ahumeda-del Castillo. Akhirnya,amenorea dan galaktorea dapat ditemukan pula pada tumorhipofisis yang memproduksi prolaktin (sindrom Forbes Albright).
Etiologi sindrom amenorea-galaktorea belum jelas, akan tetapi akhir-khir ini, selain tumor hipofisis sebagai penyebab ditemukan kasus-kasus pada wanita yang lama minum obat anti hipertensi atau obat penenang. Selanjutnya, sindrom dapat ditemukan pula pada wanita-wanita, yang setelah menghentikan minum pil kontrasepsi, tidak aja menderita amenorea tetapi juga galaktorea.
b)    Sindrom Stein-Leventhal
Sindrom ini terdiri atas amenorea, hirsutisme dan pembesaran polikistik dari ovarium.
c)     Amenorea hipotalamik
Haid terjadi karena interaksi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Oleh bemacam-macam sebab, dapat terjadi gangguan dalam rantai yang menghubungkan 3 alat tersebut. Perlu diketahui bahwa produksi hormon gonadotropin ditentukan oleh 2 pusat di hipotalamus, yakni tonic centre mengatur produksi FSH dan LH sehari-hari, sedang cyclic centre bertanggung jawab terhadap peningkatan (surge) hormone gonadotropin khususnya LH, ditengah siklus yang menyebabkan ovulasi.
Pada kasus-kasus amenorea hipotalamik berfungsi cyclic centre terganggu. Hanya tonic centre yang berfungsi, sehingga hormon-hormon gonadotropin  dibentuk, tetapi tidak cukup menimbulkan ovulasi.
D.    Gangguan hipofisis
a)     Insufisiensi Hipofisis (Sindrom Sheehan dan penyakit simmonds)
Gejala-gejala infusiensi hipofisis ialah amenorea, hilangnya laktasi, hipotireoidi, berkurangnya libido, atrofi alat-alat genital, dsb. Sindrom Sheehan kadang-kadang dapat mengalami perbaikan karena regenerasi sel-sel hipofisis, akan tetapi mungkin pula keadaan bertambah berat dan penderita menjadi sangat kurus, rambut ketiak dan rambut pubishilang dan terdapat hipotermi dan hipotensi. Keadaan ini dikenal dengan nama penyakit Simmond. Diagnosis dapat dibuat atas gejala-gejala klinik dan rendahnya kadar FSH, T4 dan 17-ketosteroid dan mendatarnya kurve tes toleransi glukosa. Terapi terdiri atas pemberian hormone sebagi substitusi, antara lain kartison, bubuk tiroid, dsb.
b)    Tumor-tumor hipofisis
Gejala-gejala lain ialah sakit kepala dan gangguan penglihatan virus perifer. Biasanya tumor sudah lama ada sebelum gejala-gejala timbul. Kecurigaan adanya tumor-tumor hipofisis timbul apabila seseorang wanita dengan amenorea mengeluh tentang sakit kepala dan gangguan penglihatan.
·        Adenoma basofil (penyakit Cushing)
Gejala-gejala penyakit ini sangat menyerupai sindrom Cushing yang dijumpai pada wanita dengan hiperfungsi korteks dari glandula suprarenalis.
·        Adenoma eosinofil (akromegali, gigantisme)
Menyebabkan gigantisme dan akromegali karena produksi simatotropin yang berlebihan. Gigantisme timbul jika penyakitnya tersebut timbul sebelum pubertas, sedang akromegali terdapat pada pascapubertas.
·        Adenoma kromofob (sindrom Forbes –Albright)
Adenoma kromofob lebih sering terdapat, kecuali amenorea, sakit kepala dan gangguan penglihatan, tumor ini tidakmenunjukan gejala yang khas. Hanya pada satu jenis tumor ini bias ditemukan produksi prolaktin yang berlebihan dan yang dapat menyebabkan  galaktorea.
E.     Gangguan gonad
a)     Kelainan congenital
·        Disgenesis ovarii (sindrom turner)
Penderita-penderita ini memiliki genetalia eksterna wanita dengan klitoris agak membesar pada beberapa kasus, sehingga mereka dibesarkan sebagai wanita. Sindrom tuner dapat dijumpai tubuh yang pendek tidak lebih dari 150cm, dada berbentuk perisai dengan putting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang, rambut ketiak dan pubis sedikit atau tidak ada, amenorea, koarktasi atau stenosis aorta, batas rambut belakang yang rendah, ruas tulang tangan dan kaki pendek, osteoporosis, gangguan penglihatan, anomali ginjal. Pada pemeriksaan hormonal ditemukan kadar hormone gonadotropin (FSH) meninggi, estrogen hampi tidak ada, sedang 17-ketosteroid terdapat dalam batas-batas normal atau rendah.
·        Sindrom testicular ferminization
Merupakan hipogonadisme dengan amenorea primer. Sindrom ini merupakan suatu bentuk hermafroditisme pria dengan fenotip wanita.
b)    Menopause premature
Menopause yang timbul pada wanita dibawah umur 40 tahun dinamakan menopause premature.
c)     The insensitive ovary
Gejala-gejalanya ialah amenorea primer, sedang pertumbuhan payudara, rambut ketiak dan pubis normal. Tetapi, dijumpai atrofi selaput lender vagina dan endometrium.
d)     Penghentian fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang, dsb.
Pengangkatan ovarium bilateral niscaya mengakibatkan amenorea. Dmikian pula, amenorea timbul setelah radiasi yang cukup kuat atau radang cukup luas untuk merusak semua folikel primordial dalam ovarium.
e)     Tumor se-granulosa, sel-teka, sel-hilus, sdrenal, arenoblastoma
F.     Gangguan glandula suprarenalis
a)     Sindrom adrenogenital
Sindrom ini biasanya bersifat kongenital akan tetapi dapat tumbuh kemudian. Penyebabnya ialah hyperplasia adrenal, khususnya dari zona retikularis, kadang-kadang penyebabnya ialah tumor.
b)    Sindrom Cushing
Pada sindrom Cushing pembuatan hormone glandula suprarenalis berlebihan, terutama komponen kortikosteroid yang ada sangkut pautnya dengan metabolisme karbohidrat, protei dan elektrolit. Sindrom tubuh karena hyperplasia adrenal (dalam 50-60%) atau karena tumor (adenoma / karsinoma dari glandula suprarenalis).
Gejala-gejala penyakitnya ialah obesitas, muka bulan, amenorea, hirsutisme, osteoporosis, hipertensi, strie 17-ketosteroid yang kurang lebih normal dan kenaikan kadar 17 hidroksi-kortikosteroid.
c)     Penyakit Addison
Penyebab yang penting adalah tuberculosis.. Gejala-gejalanya ialah perasaan lemah, pigmentasi, berat menurun, dehidrasi, hipotensi, dsb.
G.     Gangguan glandula tiroidea, diantaranya hipotireoidi, hipertireoidi, kretinisme.
Baik hipo maupun hipertiroid dapat menyebabkan gangguan haid sampai amenorea. Diagnosis dibuat atas dasar pemeriksaan fungsi glandula tiroidea. Terapi ditujukan kepada sebab penyakitnya. Kretinisme ialah suatu kelainan yang sudah tumbuh sebelum bayi dilahirkan dan disebabkan oleh hipotiroidi berat.
H.    Gangguan pancreas
Biasanya pada diabetes, jika terjadi gangguan haid, terdapat pendarahan tidak teratur, akan tetapi kadang-kadang bias juga terdapat amenorea. Diagnosis dan terapi diselenggarakan seperti lazimnyapada diabetes.
I.      Gangguan uterus, vagina
Dengan pengangkatan uterus, sudah tentu tejadi amenorea. Amenorea terdapat pula pada aplasia uteri, apalsia vaginae dan hipoplasia uteri yang berat.
a)     Aplasia dan hipoplasia uteri
b)    Sindrom asherman
Sindrom terjadi karena destruksi endometrium serta tumbuhnya sinekia (perlekatan) pada dinding kavum uteri sebagai akibat kerokan yang berlebihan, biasanya pada abortus atau postpartum. Walaupun jarang, endometritis akuta yang berat dapat pula menimbulkan sindrom tersebut. Penderita menderita amenorea sekunder. Diagnosis dapat dipastikan dengan histerogram.
c)     Endometritis tuberkulosa
Umumnya timbul sekunder pada penderita dengan salpingitis tuberkulosa. Pada penderita denagn tuberculosis pelvik yang asimtomatik, endometritis tuberculosa ditemukan bila pada seorang wanita dengan infertilitas dilakukan biopsi endometrial dan ditemukan tuberkel dalam sediaan. Terapi yang kausal terhadap tuberculosis biasanya dapat menyebabkan timbulnya haid lagi.
d)     Histerektomi
e)     Aplasia vaginae
J.     Penyakit-penyakit umum
a)     Penyakit umum
b)    Gangguan gizi
c)     Obesitas
3.     Pendarahan diluar haid
Yang dimaksud disini ialah pendarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Pendarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid atau 2 jenis pendarahan ini menjadi satu, yang pertama dinamakn metroragia. Yang kedua menometroragia.
Sebab-sebab organic
a)     Serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, erosion porsionis uteri, ulkus pada porsio uteri, karsinoma servisi uteri.
b)    Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus imminens, abortus sedang berlangsung, abortus inkompletus, mola hidatidosa, kariokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korporis uteri, sarcoma uteri, mioma uteri.
c)     Tuba fallopi, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba.
d)     Ovarium, seperti radang ovarium dan tumor ovarium.
Sebab-sebab fungsional
Pendarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab oraganik dinamakan pendarahan disfungsional. Pendarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium.
4.     Gangguan lain yang berhubungan dengan haid
A.    Dismenorea
Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi prig kedokter untuk konsultasi dan pengobatan.
Dismenorea terbagi atas:
·        Dismenorea primer (esensial, instrinsik, idiopatik), tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik.
·        Dimenorea sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh, acquired), disebabkan oleh kelainan ginekologik (salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis servisis, dll.
B.     Premenstrual tension
Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum dating haid, dan menghilang sesudah haid dating, walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
C.     Vicarious menstruation
Istilah ini dipakai untuk kasus-kasus tertentu yang jarang dijumpai, diman terjadi pendarahan ekstragenital dengan interval periodic yang sesuai dengan siklus haid. Tempat pendarahan yang sering dijumpai ialah mukosa hidung berupa epistaksis (30% dari seluruh kasus).
D.    Mittelschmerz dan pendarahan ovulasi
Terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi. Rasa nyeri yang terjadi mungkin ringan, tetapi mungkin juga berat. Lamanya mungkin hanya beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus sampai 2-3 hari.
E.     Mastalgia
Merupakan rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar